SPFC vs Perseru: Ajang Pembalasan Dendam!


Di pekan ke-23 kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, Semen Padang FC (SPFC) akan menjamu kontestan dari kepulauan Yapen, Perseru Serui. Kontra tim berjuluk Kuda Lasut Orange, beban berat disematkan ke pundak Nil Maizar (NM) beserta anak asuhnya. Pasalnya, laga yang dihelat pada Rabu (12/10) mendatang di Stadion H. Agus Salim (SHAS) mengandung misi balas dendam. Di putaran pertama, SPFC harus takluk dua gol tanpa balas di Stadion Marora, Serui (11/6).

Menjalani pertandingan di tengah berpuasa Ramadan, skuat Kabau Sirah mesti tergo­poh-gopoh melayani per­mai­nan Perseru. Pertandingan yang berakhir dengan dua gol dari Arthur Bonai dan Boas Atururi itu diwarnai sejumlah kontroversi. Mulai dari fasi­litas dan pelayanan tuan rumah yang tidak sesuai standar, sampai wasit Hadiyana yang patut dipertanyakan kepemim­pinannya. Selain itu, pasca laga tersebut SPFC harus kehi­langan dua pemainnya yang diganjar hukuman larangan bermain karena melakukan tindakan kurang me­ngenak­kan kepada wasit. Kekalahan di Serui merupakan momen yang begitu menyakitkan bagi tim Bukik Karang Putiah.

Tak berlebihan jika SPFC dituntut harus memenangi pertandingan kali ini. Sebab, selain sebagai ajang untuk me­nuntaskan dendam, memetik kemenangan di pertemuan kedua ISC 2016 merupakan suatu keharusan jika SPFC tidak ingin rekor kandangnya tercoreng (lagi) pasca hasil imbang melawan Persija Ja­karta (3/9) silam. Untuk itu, NM terpaksa harus memutar otak demi menjaga keperca­yaan serta memenuhi eks­pek­tasi dari segenap pendukung SPFC. Bagi tuan rumah, me­raup tiga poin adalah mutlak.

Suntikan Motivasi Laga Sebelumnya

Kemenangan 2-0 atas sau­dara tuanya, Persipura Jaya­pura, pada Sabtu (8/10), tentu memberikan kepercayaan diri yang berlipat ganda bagi Per­seru saat melawat ke kota Padang. Target tim yang diar­siteki oleh Hanafi itu jelas, mereka tak ingin pulang de­ngan tangan hampa demi mem­perbaiki posisi mereka yang masih tercecer di urutan ke-10 (per 10 Oktober 2016) kla­semen sementara. Satu-sa­tunya pilihan mereka ketika tur ke ranah Minang adalah memetik poin.

Sebaliknya, di kubu tuan rumah, SPFC harus puas ber­main kacamata saat menan­tang Persela Lamongan (8/10) di Stadion Gajayana, Malang. Permainan terbuka yang di­pertontonkan Marcel, dkk sejak menit awal tak mampu mengubah angka di papan skor. Implikasinya, SPFC ma­sih saja “mendung” saat me­lakoni laga tandang mes­kipun laga tersebut digelar di tempat yang relatif netral. SPFC juga harus kehilangan Handi Ram­dhan yang diganjar kartu merah setelah menerima kartu kuning kedua dari Agus Fau­zan Arifin. Artinya, palang pintu SPFC tersebut takkan diturunkan saat menjajal ke­kuatan Perseru.

Mewaspadai Lini Serang Perseru

Pada putaran kedua ini, lini depan Perseru diperkuat eks-SPFC, Osas Saha. Ke­mungkinan di laga krusial nan­ti, Osas akan berusaha habis-habisan menegaskan predikatnya sebagai bomber haus gol kepada publik Su­matera Barat. Lini belakang SPFC selayaknya mewaspadai pemain berpaspor Nigeria itu jika tidak ingin tersakiti oleh mantan sendiri. Terlebih, saat mengakhiri perlawanan Per­sipura, Osas berhasil me­no­rehkan namanya di papan skor. Bukan tak mungkin SPFC akan menjadi korban kedua ketajaman penyerang berusia 29 tahun tersebut.

Hengki, dkk juga wajib mengawal ketat penyerang sayap Arthur Bonai. Pemain kelahiran 3 Agustus 1991 itu menjadi top skor sementara bagi Perseru bersama Gakou Amadou yang juga me­ngo­leksi lima gol. Di samping itu, Bonai tentunya sedang dalam motivasi tinggi setelah sempat dipanggil oleh pelatih Timnas untuk me­ngi­kuti pelatnas di Solo. Dengan absennya Handi, sangat mung­kin kuartet Heng­ki, Cassio, Agung, dan Novan akan me­ngawal lini serang Perseru.

Statistik Kedua Tim

Secara statistik, SPFC yang cenderung bermain lebih ter­buka di kandang sendiri ung­gul segala-galanya atas Per­seru. Tercatat, tim yang ber­mar­kas di Indaruang tersebut suk­­ses melakukan 204 tem­bakan, 98 di antaranya me­ngarah ke gawang, sedangkan Perseru hanya mampu me­lesakkan 170 tembakan dan hanya 63 tembakan yang tepat sasaran. Dari aspek kolek­tivitas, SPFC melepaskan 75% umpan akurat, sementara tim kebanggaan Seruimania hanya sukses melepaskan 74% saja.

Namun, bila ditinjau track record pertandingan tandang selama ISC 2016 berlangsung, mungkin Perseru lebih baik daripada SPFC. Dari 12 laga tandang yang telah dimain­kan, Perseru mampu meraup lima poin dari hasil ke­me­nangan atas Persiba Ba­lik­papan (1-2) serta dua kali imbang, masing-masing: vs PSM (1-1) dan vs Persegres Gresik (1-1). Se­mentara itu, SPFC hanya me­ngumpulkan empat poin dari 12 laga tan­dang tanpa ke­menangan. Me­lirik pro­duk­tivitas tandang pun, Perseru masih me­ngung­guli SPFC. Boas, dkk mampu melesakkan tujuh gol, se­dang­kan SPFC hanya mengoleksi lima gol ke gawang tuan rumah.

Rotasi Pemain SPFC

Di laga terakhir, NM telah melakukan rotasi pada star­ting XI racikannya. Mantan pelatih Timnas itu me­ngis­tirahatkan Vendry Mofu dan menurunkan Rudi sejak menit pertama sebagai gelandang pemutus serangan. Sementara itu, Nur Iskandar ditarik mele­bar ke kanan menggantikan peran Riko Simanjuntak. Oto­matis di lini depan tersisa Lee Gil-hoon yang diduetkan ber­sama Marcel Silva sebagai ujung tombak. Di lapangan, ancangan segar yang dikem­bangkan oleh NM setidaknya mampu beberapa kali me­ngan­cam lini pertahanan Persela.

Melawan Perseru, NM ha­rus kembali menawarkan ke­jutan. Salah satu pilihannya dengan menempatkan Defri Riski dipo­sisi Riko sejak menit pertama. Ketenangan Def­ri diharapkan mampu men­jadi pembeda da­lam per­mainan SPFC. Dengan begitu, Riko yang disimpan, sewaktu-waktu bisa menjadi shocker bagi per­ta­hanan lawan. Sebab, secara tak­tik, pola per­mainan dengan pe­main itu-itu saja yang selama ini diterapkan NM dianggap telah kedaluwarsa. Permainan SPFC cenderung mudah ditebak.

Di luar itu semua, cukup menarik kiranya menyaksikan keseruan yang tersaji pada laga ini, laga yang diprediksi akan berlangsung sengit. Kedua tim sama-sama bertarung dalam mempertaruhkan harga diri. Menuntaskan dendam seka­ligus meniti realisasi finis di posisi papan atas bagi SPFC—yang semakin jauh dari gelar juara, sedangkan bagi Perseru adalah rangkak mencapai papan atas sebagai tim kuda hitam.
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar