SPFC Kehilangan Taji di Kandang Lawan


Ada dua hal yang menarik dari Tim Semen Pa­dang FC (SPFC).  Pertama tidak terka­lah­kan saat bertanding di kan­dang, di Stadion Agus Salim Padang. Kedua, tidak pernah menang dalam pertandingan tandang atau bermain di kandang lawan dalam pertandingan Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016.

Stadion Agus Salim Padang menjadi angker bagi tim lawan. Sepertinya tak ada lawan yang kuat bagi Semen Padang saat bermain di Padang.  Tim sekelas Persib Bandung yang menjuarai Piala Presiden 2015 saja dihajar 4-0.

Sejauh ini baru Tim Persija yang mampu menahan Semen Padang saat bertanding di Padang. Kedua tim bermain imbang 0-0. Itu pun peluang untuk mencetak gol atau memenangkan pertandingan lebih banyak diperoleh Tim Semen Padang.

Pecinta sepakbola tentunya merasa he­ran. Penonton di Agus Salim bukan tipe pe­nonton yang fanatik yang selalu membe­rikan duku­ngan kepada tim jagoannya. Karakter pe­non­ton kita memang membe­rikan duku­ngan ke­pada tim tuan rumah, tapi jika tim tun rumah bermain jelek yang terjadi jutru se­baliknya. Mereka akan mencerca dan bisa sa­ja berbalik memberikan dukungan kepada tim lawan.

Bagi siapa pun pelatih kekalahan bermain di kandang sangat ditakutkan. Dia takut tim­nya akan kehilangan penonton saat ber­tan­ding di kandang. Kita tahu, penonton mem­berikan kontribusi besar terhadap kemajuan se­pak­bola. Tanpa penonton, sebuah tim se­pakbola tidak akan mampu bertahan. Sebab salah satu sumber pendapatan dari sebuah tim sepakbola adalah hasil penjualan karcis.

Tapi mustahil juga jika ada pelatih yang tak ingin timnya menang dalam pertan­di­ngan tandang. Apalagi jika tim yang dihadapi adalah tim papan bawah. Para pemain Semen Padang seperti kehilangan taji saat ber­tanding di kandang lawan.

Dalam pertandingan ke-25 Semen Padang FC bertandang ke Cibinong, Bogor. Lagi-lagi, Tim Kabau Sirah belum mampu mengubah pandangan penggemar sepakbola sebagai tim yang tak bisa menang di kandang lawan. Pasukan Nil Maizar ini kalah 0-1 di Stadion Pakansari atas PS TNI, Minggu (23/10) malam.

Di  atas kertas, Semen Padang akan mam­pu mengalahkan PS TNI yang berada di pa­pan bawah. Tapi jangankan menang, justru ke­kalahan yang dibawa pulang. Inilah yang meng­herankan kita, Semen Padang selalu sa­ja kurang beruntung jika main di kandang la­wan. Semen Padang seperti kehilangan taji. Nil Maizar harus melakukan evaluasi akibat kekalahan ini.

Hingga pertandingan ke-25 ISC A 2016, Semen Padang menang 11 kali, 5 seri dan 9 ka­lah dengan poin 38. Seluruh kemenangan di­raih di kandang dan hanya seri sekali. Se­mentara dalam pertandingan di kandang la­wan Semen Padang bermain seri 4 kali dan ka­lah 8 kali. Hasil tersebut menempatkan Se­men Padang di urutan 6 klasemen semen­tara.

Urutan pertama ditempati Madura United dengan jumlah poin 49, disusul urutan kedua Arema Malang poin 48, ketiga Sriwijaya FC poin 43, keempat Persipura Jayapura poin 43 dan kelima Bhayangkara United poin 43.

Menang di kandang dan kalah tandang bila ditinjau dari segi bisnis lebih mengun­tung­kan daripada kalah di kandang dan me­nang tandang. Kalah di kandang pukulan berat bagi  pelatih.  Tim ini akan ditinggal penonton.

Mudah-mudahan saja, semua hasil per­tan­dingan ISC 2016 murni hasil kemampuan sebuah tim. Tidak ada pengaturan skor atau tim tamu menyerah dengan pertimbangan apalah namanya.
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar