
Semen Padang akhirnya bisa bernafas lega, sebab dua pemainnya yaitu Kiper Jandia Eka Putra dan penyerang Sibi hukumannya dikurangi oleh Komisi Disiplin (Komdis) Indonesia Soccer Championship (ISC). Hal ini sangat disyukuri oleh Pelatih Semen Padang Nil Maizar.
Komisi Disiplin ISC memberikan keringanan kepada Jandia yang hanya absen selama 4 pertandingan dan denda Rp 10 juta. Sementara Sibi, harus absen bermain selama 7 pertandingan plus denda materi Rp 10 juta.
Sbelumnya Jandia dan Sibi mendapat hukuman dilarang bertanding selama enam bulan dan denda Rp60 juta. Sebelumnya, Jandia telah diputuskan bersalah oleh Komdis ISC karena kasus protes berlebihan terhadap wasit pada laga kontra Perseru Serui, beberapa waktu lalu. Hukuman serupa juga berlaku untuk Sibi yang diganjar kartu merah oleh wasit Hadiyana karena melakukan protes dengan indikasi kekerasan.
“Hukuman Jandia dan Sibi memang diperingan oleh Komisi Disiplin. Suratnya sudah masuk ke Galatama,”ujar Manejer Semen Padang Suranto yang dihubungi kemarin.
Sementara itu pelatih Semen Padang Nil Maizar mengaku sangat bersyukur dengan pengurangan hukuman tersebut. Dia berharap kedua pemain tersebut bisa mengambil hikmahnya. “Alhamdulilah hukuman keduanya bisa berkurang. Berarti mereka bisa segera kembali bermain,”ungkap Nil Maizar.
Asisten pelatih kiper Semen Padang Zulkarnain mengatakan tidak bisa bermainnya Jandia memang memberikan pengaruh kepada lini belakang Semen Padang. “Tidak tampilnya Jandia memang sedikit memengaruhi tim terutama barisan belakang. Hal ini karena Jandia selama ini menjadi pilihan utama di sektor penjaga gawang. Namun dengan hanya absen empat pertandingan, saya rasa sudah jauh lebih baik ketimbang harus menjalani sanksi 6 bulan tak boleh bermain,” ujar pelatih kiper Semen Padang, Zulkarnain.
Lebih jauh Zulkanrnain mengatakan aksi protes yang dilakukan Jandia dan Sibi, bukan tanpa alasan. Tindakan yang dilakukan keduanya pemain dipicu oleh tidak adilnya kepemimpinan wasit sehingga memancing emosi pemain untuk melakukan protes keras.
“Jika wasit adil, pemain Semen Padang pasti menerima. Namun, mereka sengaja dikerjai, tentu tidak bisa diterima begitu saja. Sayangnya wasit tidak dihukum Komdis ISC. Padahal, wasit yang membuat kisruh terjadi,” ia menuturkan.
Komisi Disiplin ISC memberikan keringanan kepada Jandia yang hanya absen selama 4 pertandingan dan denda Rp 10 juta. Sementara Sibi, harus absen bermain selama 7 pertandingan plus denda materi Rp 10 juta.
Sbelumnya Jandia dan Sibi mendapat hukuman dilarang bertanding selama enam bulan dan denda Rp60 juta. Sebelumnya, Jandia telah diputuskan bersalah oleh Komdis ISC karena kasus protes berlebihan terhadap wasit pada laga kontra Perseru Serui, beberapa waktu lalu. Hukuman serupa juga berlaku untuk Sibi yang diganjar kartu merah oleh wasit Hadiyana karena melakukan protes dengan indikasi kekerasan.
“Hukuman Jandia dan Sibi memang diperingan oleh Komisi Disiplin. Suratnya sudah masuk ke Galatama,”ujar Manejer Semen Padang Suranto yang dihubungi kemarin.
Sementara itu pelatih Semen Padang Nil Maizar mengaku sangat bersyukur dengan pengurangan hukuman tersebut. Dia berharap kedua pemain tersebut bisa mengambil hikmahnya. “Alhamdulilah hukuman keduanya bisa berkurang. Berarti mereka bisa segera kembali bermain,”ungkap Nil Maizar.
Asisten pelatih kiper Semen Padang Zulkarnain mengatakan tidak bisa bermainnya Jandia memang memberikan pengaruh kepada lini belakang Semen Padang. “Tidak tampilnya Jandia memang sedikit memengaruhi tim terutama barisan belakang. Hal ini karena Jandia selama ini menjadi pilihan utama di sektor penjaga gawang. Namun dengan hanya absen empat pertandingan, saya rasa sudah jauh lebih baik ketimbang harus menjalani sanksi 6 bulan tak boleh bermain,” ujar pelatih kiper Semen Padang, Zulkarnain.
Lebih jauh Zulkanrnain mengatakan aksi protes yang dilakukan Jandia dan Sibi, bukan tanpa alasan. Tindakan yang dilakukan keduanya pemain dipicu oleh tidak adilnya kepemimpinan wasit sehingga memancing emosi pemain untuk melakukan protes keras.
“Jika wasit adil, pemain Semen Padang pasti menerima. Namun, mereka sengaja dikerjai, tentu tidak bisa diterima begitu saja. Sayangnya wasit tidak dihukum Komdis ISC. Padahal, wasit yang membuat kisruh terjadi,” ia menuturkan.
0 komentar:
Posting Komentar